Sabtu, 22 Maret 2014

Definisi ARDS
•Istilah ARDS muncul pertama kali tahun 1967 ketika Ashbaugh dkk mendeskripsikan 12 pasien dengan acute respiratory distress, sianosis refrakter terhadap terapi oksigen, penurunan kompliance paru dan infiltrate yang menyebar pada rongent paru (www.nejm.june 2005)
•Adalah suatu edema paru nonkardiogenik.terjadi ketika membran kapiler alveolar injury.keadaan ini ditandai dengan hipoksemia berat dan penurunan kompliance paru secara progressif (Robert, Sharon, 1996

Penyebab :
Direct lung injury ; Pneumonia, Aspirasi cairan lambung, Kontusio paru, Emboli lemak,
Indirect lung injury : Sepsis, Trauma berat dengan syok dan multiple tranfusi, Kardiopulmonary bypass, Drug overdosis, Emboli lemak, Tenggelam, Trauma inhalasi, Edema paru pasca transplantasi paru atau embolektomy paru, Drug overdosis, Pankreatitis akut, Tranfusi bermacam-macam produk darah

 

Patogenesis ARDS
Lung injury ->Pelepasan substansi vasoaktif-->Peningkatan permeabilitas membran alveolar
Cairan dan protein bergerak masuk kedalam alveoli menyebabkan Kerusakan epitelium alveolar, penurunan produksi surfaktan --> Atelektasis --> Regenerasi  alveolar dengan sel epitel tebal
 -->Terbentuknya jaringan parut --> Hilangnya fungsi jaringan paru

Pemeriksaan fisik

Inspeksi : hiperventilasi, dypsnea,tachypnea, nafas berbunyi kasar, retraksi otot interkostal dan suprasternal, sianosis, pucat,diaphoresis, lelah,fatique
Palpasi : taktile fremitus,penurunan ekskursi dada tidak seimbang
Perkusi : dullness diseluruh lapang paru
Auskultasi : rales, wheezing, bronchial breath sounds
Pemeriksaan diagnostik
• AGD : PaCO2 awalnya turun kmdn meningkat,≥60 mmHg, PaO2 turun, ≤50 mmHg, pH pada awal turun kmdn meningkat, BE mulai dari (-3) hingga (-13)
• Mixed vein : 6,0 vol %
• X-ray : terlihat infiltrate pada kedua belah paru
Tindakan therapy
Tujuan utama dari penatalaksaan ARDS adalah meningkatkan supportive care demi menurunkan angka kematian akibat ARDS Pencegahan yang terbaik dilakukan adalah dengan peningkatan  kewaspadaan universal-pengendalian infeksi nosokomial, karena banyak pasien yang meninggal karena infeksi yang tidak tertangani Nutrisi yang adekuat diperlukan, dan enteral feeding menjadi  pilihan yang tepat.
Pengobatan
Morfin : digunakan untuk efek sedasi menurunkan RR pasien Neuromuscular blocking agent : untuk menurunkan usaha nafas spontan pasien, mencegah pasien dari kemungkinan gelisah, menjaga kepatenan ETT, juga untuk menurunkan konsumsi O2 pasien.
Antibiotik : mengobati infeksi ARDS

Terapi cairan
Kristaloid : mengembalikan volume intravascular dan extraselular fungsional
Koloid : digunakan bila konsentrasi protein serum rendah Restriksi cairan penting untuk menurunkan edema paru
CVC diperlukan untuk akses vena yang baik
Ventilasi Mekanik
Paling tepat untuk digunakan pada pasien dengan ARDS walau masih kontroversial
Pengaturan tidal volume yang direkomendasikan adalah 12-15 ml per KgBB, tetapi tidal volume yang besar akan mengakibatkan injury paru lebih berat, shg tidal volume diturunkan hingga 8-9 ml per KgBB.(nejm.2005)
PEEP baik untuk menurunkan intrapulmonary shunting, Kombinasi yang baik antara PEEP dengan CPAP sebagai terapi yang potensial, tergantung kondisi pasien dan hasil AGD
Terapi oksigen & surfaktan
• Fraksi Inspirasi oksigen ≤0,50 untuk mencegah hiperoxia lanjut dan produksi oksigen radikal bebas.
• Surfaktan terapi setelah berhasil dilakukan pada infant dengan ARDS diyakini akan berhasil sebagai salah satu pilihan terapi pada pasien ARDS

Aktifitas fisik
Rotorest bed :dapat digunakan pada pasien dengan unilateral lung disease dimana paru yang sakit elevasi dan paru yang sehat posisi dependen, pada posisi ini ventilasi dan perfusi dapat dihantarkan ke paru yang sehat sehingga ,mengurangi perfusi ke area paru yang sakit yang tidak diventilasi, dengan demikian mengurangi intrapulmonary shunting, memudahkan mobilisasi sekret, dan memfasilitasi penghisapan sekret.
Prone position : baik untuk postural drainaseManajemen keperawatan pada pasien
dengan ARDS
• Pengkajian : kaji penyebab, pencetus, kondisi yang memperburuk, lakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan cermat, amati hasil laboratorium atau penunjang yang ain.Penampilan klinis pasien merupakan suatu tanda dan gejala yang harus dicermati sebagai data awal yang mendukung diagnosa ditegakkan.

Diagnosa keperawatan
Beberapa dx kep yang sering muncul pada pasien dengan ARDS adalah :
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi sekresi paru
2.Intolerance aktifitas b.d dypsnea, kelelahan, fatique
3.Resiko infeksi b.d pemasangan alat invasif
4. Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan aktifitas metabolik
5. Potensial komplikasi; edema paru b.d peningkatan cairan intraalveolar, peningkatan tekanan onkotik paru
6. Potensial komplikasi; penurunan ventilasi/perfusi b.d akumulasi cairan di interstitial paru
7. Potensial komplikasi; penurunan kapasitas residual funsional b.d penurunan produksi  surfaktan
8. Potensial komplikasi; hipoksemia b.d atelektasis
9. PK; alkalosis respirotorik b.d hiperventilasi
10. PK; penurunan fungsi otot paru b.d berhubungan dengan defisit nutrisi atau
ketergantungan terhadap ventilator, penurunan kompliance paru dan intubasi ETT

Tujuan Keperawatan
- Jalan nafas bersih
- Pasien toleransi dengan peningkatan aktifitas, 
- tanda-tanda vital dalam batas normal
- Infeksi teratasi
- Kebutuhan Nutrisi terpenuhi
- Kebutuhan Nutrisi terpenuhi
- Mempertahankan volume cairan intraalveolar dbn, ditandai dengan hilangnya  rales,wheezing.
- Mempertahankan keseimbangan V/Q yang adekuat 
- Mempertahankan FRC yang adekuat
- Mempertahankan pertukaran gas oksigen yang adekuat
- Mempertahankan keseimbangan asam-basa yang adekuat
- Mempertahankan fungsi otot paru yang adekuat
Intervensi keperawatan
- Bersihkan jalan nafas, suctioning yang adekuat
- Good position ; semi fowler
- Cegah dari infeksi
- Berikan terapi yang tepat
- Monitor hemodinamik
-Pertahankan nutrisi yang baik
- Ventilasi mekanik > berikan model ventilasi yang tepat, cek AGD, pantau saturasi O2
- Good weaning proces

0 komentar:

Posting Komentar